Globalisasi Pendidikan

Globalisasi memiliki arti yang luas, namun globalisasi dalam arti sederhana adalah kata yang yang tersusun dari kata global yang mendapat imbuhan sasi, global yang berarti secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar, bersangkut paut, mengenai, meliputi seluruh dunia dan sasi yang berarti proses. Sehingga secara sederhana Globalisasi dapt diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2011).

Adanya globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat bahkan individu dalam masyarakat. Pengaruh yang ditimbulkan globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain : bidang ekonomi, politik, bidang social budaya, bidang pertahanan dan keamanan, bidang agama, bidang pendidikan, dan sebainya. Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan-hubungan bidang di atas yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitan dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dll.
Dibidang pendidikan, globalisasi memiliki dampak yang besar bagi perubahan pendidikan, baik secara system maupun kurikulum yang diajarkan. Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005, globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya. Globalisasi pendidikan di Indonesia juga ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada kebingungan, karena ingin mengejar ketertinggalan untuk menyamai kualitas pendidikan Internasional, kenyataannya Indonesia belum siap untuk mencapai kualitas tersebut. Padahal kalau tidak ikut arus globalisasi ini Indonesia akan semakin tertinggal.
Namun, apa yang terjadi jika Indonesia tetap memaksakan dirinya untuk mengikuti arus globalisasi ? Globalisasi pendidikan di Indonesia akan tambah tidak adanya kejelasan. Hal ini dikarenakan isstem pendidikan selalu berubah-ubah mengikuti perkembangan arus globalisasi yang tidak diimbangi dengan keadaan mayarakat Indonesia yang sedang dilanda “krisis moral atau hilangnya identitas atau jati diri” manusia serta “krisis ekonomi” yang sampai sekarang tak kunjung-kunjung selesai. Sehingga pengaruh global dalam pendidikan tidak dapat diterima secara menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai dengan pendidikan yang selalu mengikuti arus globalisasi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia setingkat dengan kualitas pendidikan Internasional, tetapi pada kenyataannya Indonesia belum siap untuk mengikuti arus tersebut sehingga kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal. Inilah yang sekarang menjadi problematika pendidikan di Indonesia. Dan sebaiknya bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut ? Haruslah pendidikan di Indonesia memilki pemimpin yang faham akan keadaan Indonesia diatas yaitu yang sedang di landa “krisis moral atau hilangnya identitas atau jati diri” manusia serta “krisis ekonomi”. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi terlalu cepat untuk mengikuti arus global, tapi juga tidak terlalu lamban dalam proses meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas Pendidikan dapat dimulai dari pendidik yang harus memiliki sertifikat ke-profesional-an, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana bagi sekolah-sekolah, dan birokrasi yang jurdil (jujur dan adil) serta didukung dengan system pendidikan yang sesuai dengan keadaan masyarakat Indonesia.
Akibat globalisasi juga mengakibatkan adanya kompetisi/persaingan didalam dunia pendidikan karena kemajuan teknologi dan informasi. Bahkan sering terjadi kompetisi yang liar yang disebabkan oleh adanya aturan tidak beres pada birokrasi pendidikan, intervensi kepentingan modal raksasa, sekolah kurang mendapat perhatian yang layak dari pemerintah. Bagi instansi pendidikan yang mampu bersaing akan memperoleh hasil yang baik dan diakui oleh dunia luar. Bagi instansi yang belum siap bersaing akan mengalami tekanan dan banyak yang berjalan ditempat saja. Globalisasi pendidikan juga membawa dampak adanya kesenjangan sosial didalam dunia pendidikan, karena hanya orang-orang yang mempunyai modal lebih besar saja yang dapat menikmati kualitas pendidikan dengan standar internasional. Oleh karena itu, Indonesia harus bisa mengimbangi antara globalisasi dengan keadaan bangsa Indonesia dari semua aspek, entah ekonomi, kualitas pendidik, materi wajib, kurikulum, dan sebagainya. Sehingga cita-cita Indonesia yang tertera pada pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yaitu mencerdaskan bangsa akan tercapai sesuai dengan harapan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

sumber: disini


Pendapat saya tentang pelajaran TIK yang akan di hapuskan . saya sangat heran mengapa pelajaran ini akan di hapuskan bukankah di era Globalisasi kita harus memanfaatkan sarana dan prasarana yang lebih maju, jika di hapus banyak anak yang tidak dapat menggunakan bahkan tak akan menetauhi tentang komputer , internet , itu sangat berdampak terhadap generasi penerus bangsa , jika generasi bangsa gaptek (gagap tekhnologi ) bagaimana bisa memajukan negara ini

hubungan globalisasi dan pendidikan adalah dengan globalisai jita lebih mudah mencari informasi-informasi tentang pelajaran , jalus komunikasi semakin luas yang luas , ini sangat berdampak positif  jika kita dapat memanfatkannya dengan baik dan benar

0 komentar:

Posting Komentar

 
M. Dody Ichsan Khalik © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour